Minggu, 08 Maret 2015

Panggil Aku Pahlawan Penghianat

Panggil Aku Pahlawan Penghianat Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ribuan, bahkan jutaan manusia memenuhi Taman Pemakaman Umum (TPU) di Desa Sukamenang. Sebuah Desa yang berada di ujung Negeri Indonesia. Puluhan orang yang menggotong keranda kematian, saling silang untuk mengganti sudut pemikul keranda. Mereka berharap dapat mencatat jasa terakhir untuk kematianku, walau hanya sebatas mengangkat jenazahnya. Maklum, aku adalah aktifis yang selalu membela hak orang lain. Dari abang becak, tukang ojek, mahasiswa, buruh, TKW, pedagang kakilima hingga pekerja seks komersial alias lonthe. Kini mereka datang untuk kali terakhir; mengantarkan jasadku untuk kemudian dikubur bersama cerita semasa di dunia.

Aku terbunuh dalam sebuah becak, saat aku hendak pulang. Bukan karena becak yang kutumpangi tertabrak mobil. Tetapi karena aku minum air mineral yang belakangan diketahui sudah dimasuki racun air seni seorang pengidap HIV/AIDS. Virusnya secara cepat kemudian menjalar ke sekujur tubuhku, hingga aku terkulai lemas diatas becak tak berdaya. Persis seorang laki-laki terkena HIV/ AIDS atau seperti pe*is impoten yang tak mampu menembus liang va*ina karena ia sudah menjadi benang basah. Lemas. Lunglai. Tak berdaya. Akhirnya aku mati sebelum sampai di Rumah Sakit.

Aku sudah dimasukkan ke dalam liang lahat. Gelap. Tak ada lampu. Apek. Sebentar lagi cacing mulai keluar bersamaan dengan malaikat penyiksa kubur. “Hiii, ngeri,” tiba-tiba ada perasaan takut menyusup. Padahal jauh sebelum aku terbaring di dalam ku
... baca selengkapnya di Panggil Aku Pahlawan Penghianat Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 07 Maret 2015

Jangan Marah Dong Putri

Jangan Marah Dong Putri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Aku berjalan tergesa-gesa melewati lorong sekolah. Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB. Sial, benar-benar sial. Aku terlambat lagi. Kali ini Putri pasti tidak akan memaafkan aku. Aku makin mempercepat jalanku menuju gedung perpustakaan. Jam segini warga di sekolahku memang masih beraktifitas. Ada kegiatan ekstrakulikuler, belajar tambahan, kegiatan kelas, belajar kelompok, dan lain-lain. Dan sekarang aku sudah ada janji dengan Putri untuk belajar bersama di perpustakaan. Sebenarnya janjinya dari satu jam yang lalu. Tetapi aku terlalu asyik bermain PlayStation di rumah temanku hingga lupa waktu.

Kuhentikan kakiku di depan pintu perpustakaan. Dengan nafas yang masih putus-putus, kuperhatikan sekilas seluruh ruang perpustakaan mencari sosok Putri. Ternyata dia masih disini, membaca buku sambil bertopang dagu. Kulangkahkan kaki menuju tempatnya. Dia selalu memilih tempat di dekat jendela ketika kami belajar bersama.

Aku memberanikan diri untuk menyapanya, “Hai, Put.” Putri menatapku, tetapi dia mengalihkan pandangannya kembali ke buku, tidak menjawab sapaanku. Aku kembali menyapanya, dan kali ini disertai alasan kenapa aku terlambat.

“Maaf ya, Putri. Aku keasyikan main PS di rumah Gio, sampai lupa waktu.” Kudengar dia menghela nafas, menutup buku yang diba
... baca selengkapnya di Jangan Marah Dong Putri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1